Thursday, September 11, 2014

Cara Membaca Pikiran Orang Lain

Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog, paranormal atau bahkan dukun. Namun, percaya atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari, anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab, tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain, kita semua tak akan mampu menghadapi situasi sosial semudah apapun. Dengan membaca pikiran, kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.


Jika kita melakukan pembacaan ini dengan buruk, dampaknya bisa serius: konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yang nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orang lain—mindblindness, dapat dilihat pada penyandang autisme, dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yang mengganggu.

Kemampuan membaca pikiran ini, yang oleh William Ickes—profesor psikologi di University of Texas, disebut sebagai emphatic accuracy.

Darimana asalnya?

Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck–profesor Communication Sciences di University of Connecticut, memiliki sejarah yang amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial; seperti membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dengan pasangan atau melerai perselisihan dengan tetangga.

Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yang baru lahir lebih menyukai wajah seseorang dibandingkan stimulus lainnya, dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan, bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg, profesor psikologi di Arizona State University dan ahli dalam perkembangan emosional, menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya. Lanjutnya, bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya, dan di usia 3 tahun, bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira, sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah memiliki kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain; mereka telah memiliki “teori pikiran.” Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pemikiran, perasaan dan kepercayaan yang berbeda dengan yang mereka miliki.

Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dengan mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu, kegiatan bermain dengan teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun, tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yang mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kekerasan, mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya emosi marah tidak muncul.

Lanjut lagi, kemampuan membaca pikiran yang lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yang sama—dan lalu mengintegrasikannya dengan pengetahuan kita dan orang yang bersangkutan itu—seringkali membutuhkan kemampuan otak yang sudah jauh berkembang.

Bagaimana Membaca Pikiran? Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh, kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain, mereka dapat mengenali emosi sedih, marah, gembira, takut dll, bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dengan pencahayaan yang minim.

Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yang dipikirkan orang lain. Namun sayangnya, banyak dari kita yang tidak mampu untuk mendeteksi ekpresi ini. Salah satu sumber yang kaya akan penanda ini adalah mata seseorang; otot-otot di sekitar mata. Mata seseorang adalah sumber penanda yang paling kaya jika dibandingkan bagian lain yang ada di wajah. Contohnya: mata yang turun ketika sedih, terbuka lebar ketika takut, terlihat tidak fokus kala sedang berkhayal, menatap tajam penuh kecemburuan, atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.

Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan—kata-kata, gerak tubuh, dan nada suara. Namun diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dengan baik.

Menjadi Pembaca Pikiran Ulung Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa membantu kita membaca pikiran.

Kenalilah orang lain. “Kemampuan membaca pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat, setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.

Minta umpan balik. Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya Engkau sedang marah. Benar tidak?”

Perhatikan bagian atas dari wajah. Emosi yang palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.

Lebih ekspresif. Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain di sekitar kita.”

Santai. Menurut Lavinia Plonka, pengarang Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang, teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.

Tinjauan Kritis. Perlu kita ingat, bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya, bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.

 Cara Membaca Pikiran Lain Lewat Mata

1. Kedipan Mata
Normalnya, manusia akan berkedip 8 – 15 kali per menit. Apabila frekewensi berkedip menjadi terlampau sering maka bisa dipastikan bahwa orang tersebut sedang dalam keadaan tertekan atau minimal gelisah. Orang yang sedang mengedipkan mata sebenarnya sedang berusaha untuk menjelaskan sesuatu, merasa malu terhadap sesuatu, atau sebagai respon akan suatu hal yang mereka dengar tetapi tidak mereka sukai. Artinya, jika Anda menemui lawan bicara seperti itu maka segeralah ganti topik pembicaraan atau buat lawan bicara Anda menjadi tertarik kembali. Orang yang sedang berbohong biasanya juga memperlihatkan pola kedipan mata yang lebih cepat. Bagaimana dengan orang yang jarang berkedip ? Konon orang yang jarang berkedip biasanya merasa kedudukannya lebih tinggi daripada lawan bicaranya.Tetapi ada juga yang mengatakan orang yang jarang berkedip menunjukkan dia sedang berkonsentrasi terhadap sesuatu. Atau bahkan malah sedang tertarik dengan lawan bicaranya. Tentu saja dia sedang tertarik jika diikuti raut wajah yang ramah atau tersenyum pada Anda.

2. Mata Melihat Kekiri Atas Jika Anda sedang bertanya pada seseorang lalu terlihat matanya bergerak ke atas lalu melirik ke sebelah kiri, maka hal itu tanda dia sedang mengingat-ingat pengetahuan, pengalaman yang terkait dengan pertanyaan Anda. Arah pandangan ke kiri atas lebih terkait dengan penggunaan memori dalam otak, alias seseorang yang sedang mengingat  atau menyatakan fakta.

3. Mata Melihat Ke Kanan Atas Jika Anda bertanya dan mata orang itu terlihat mengarah pada sisi kanan atas maka hal itu menandakan dia tidak siap dengan jawabannya. Atau sedang mencari-cari jawaban alias ngarang…!! Isyarat gerakan mata ke kanan atas ini dapat bermakna lamunan, pemalsuan atau berbohong. Walaupun demikian, bagian kanan atas sangat terkait dengan fungsi otak kanan, alias bagian otak kreatif dan imajinatif. Jadi tinggal tergantung pertanyaannya. Jika pertanyaan menyangkut sesuatu yang bersifat memecahkan persolan atau menggambarkan sesuatu maka mata kanan atas berarti dia sedang berproses kreatif. Tapi jika pertanyaannya terkait suatu kesaksian, maka dia sedang berbohong jika matanya mengarah ke bagian kanan atas

4. Melihat Kekiri Bawah Isyarat gerakan mata ini dapat berarti dia sedang mengenang, mengingat atau mengambil fakta dari memori otaknya. Orang yang sedang melirik ke bawah lalu ke kiri menunjukkan adanya percakapan batin, artinya dia sedang berusaha mengambil sebuah keputusan penting. Hingga dia akan mencoba mengingat-ingat dari memorinya manfaat dan resiko jika dia mengambil keputusan itu.

5. Melihat Ke Kanan Bawah Gerakan ini merupakan isyarat kreatif namun bukanlah suatu rekayasa. Artinya, mata ke kanan bawah sangat terhubung dengan perasaan seseorang. Sebagai misal cobalah bertanya pada seseorang “Apa yang sedang Anda rasakan saat Anda jatuh cinta…?” Coba perhatikan matanya yang pelan-pelam akan bergerak ke bawah lalu ke kanan untuk mengingat-ingat perasaannya saat itu terjadi.

Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.

No comments:

Post a Comment

Daerah Sampit, Kotawaringin Timur

Assalamualaikum wr.wb. temen-temen kali ini saya akan menceritakan gimana sih tempat tinggal saya. ada yang tau dimana? kalau kalian bac...